Monday, 5 July 2021

Once a year

Tarikh yang sama, 2* tahun lepas lahirnya seorang bayi yang fitrah sifatnya. Kini, apa yang terjadi pada bayi tersebut? Sudah pun menginjak alam dewasa walaupun ada ketika bersifat keanakan.

Ajaibnya tarikh ini, aku memaksa diri untuk menaip post ini sebagai tanda semat dalam diri. Jugak sebagai tanda blog ini masih berfungsi, eh haha.

Beberapa hari sebelum hari ini, aku mmg dah plan to-do-list. Salah satu nya: Muhasabah diri. Aku yakin blog nih takde yang membaca melainkan aku, jadi aku rasa okay jea untuk luahkan di sini.

Tambahan, Alhamdulillah. Hari nih sejak pagi lagi Allah kerap menurun kan hujan. Memberi ruang untuk doa doa dimakbulkan. Baiknya Allah, bukan.

Bercerita soal baik Allah, tiadalah cukup untuk dituliskan. Cuma kita yang kadang tak sedar. Sorry, aku tukar. Cuma aku yang tak sedar. Jadi untuk hari ini, aku paksa diri untuk aku turunkan nikmat nikmat yang Allah pinjam kan buat aku. Supaya aku sedar. Bila tak buat macam nih, kita mudah untuk ambil kesempatan atas normalisasi kehidupan kita.

Alhamdulillah. Sepanjang 2* tahun diberikan peluang untuk terus mempersiapkan diri dan bekalan pulang ke kampung halaman, tidak sehari Allah tinggalkan aku; hadkan oksigen yang aku sedut, halang pancaindera aku dari berfungsi sebagai manusia. Walaupun pada selang waktu, ada tika aku turut lemah semangat dan rasa tak nak buat apa apa.

Hari tuh aku ada dengar dari tazkirah Ustazah Norhafizah Musa - untuk setiap nikmat yang Allah berikan, apa yang kita buat dengan nikmat tersebut?

#Allah bagi aku peluang setiap hari untuk menjadi lebih baik (in version of u); peluang (masa) tuh aku gunakan untuk apa ye? Lebih banyak Netflix ke lebih banyak belajar ilmu?

#Allah pinjamkan kaum kerabat yang baik dan penyayang; aku berbakti kepada mereka? Atau aku mengabaikannya?

#Allah rezekikan kembali aku melihat tanpa bantuan kaca mata; pandangan aku lebih terjaga? Atau makin meliar pandangannya?

Tak larat rasanya untuk aku taip setiap nikmat yang Allah berikan sepanjang persinggahan aku di dunia. Cukuplah untuk beringat dan pesan pada diri, dunia ini nilainya tak lebih dari sayap nyamuk.

Izzati Liyana, ada ketika kau akan merasakan dunia ini melelahkan. Benar, sebab kau tak diciptakan untuk dunia. Menangis dan bersedihlah, tapi bangkit dengan semangat yang lebih kuat untuk terus jalan, pulang ke kampung halaman. Pada saat dan ketika itu, bergembiralah. Dengan redhaNya.